EDUKASI Headline Animator

Friday, February 22, 2008

KEPASTIAN HUKUM







Seorang pelajar,
duduk di depan poster penguasa Orde Baru, Soeharto, di sekitar RSPP Jakarta, Rabo (23/1). Dalam kasus Soeharto ini, pemerintah dihadapkan dengan polemik memberi gelar jasa atau ketegasan hukum. (ADEK BERRY/AFP)

Berbondong-bondong Gabung Askar Wathaniyah

Dari hasil kunjungan Komisi I DPR ke kawasan Pulai Sibati, Tawau, Tarakan Meidan, Juni 2005, yang disampaikan Ali Muchtar Ngabalin dan Mayjen Sembiring Meliala, Minggu (17/2). Terdapat 9-13 ribu WNI (warga negara Indonesia) yang ditarik menjadi milisi AW (Askar Wathaniyah).

Ngabilin pernah bertemu langsung dengan WNI yang menjadi anggota AW. “Di sini sulit mendapatkan pekerjaan, kalau tidak menjadi bagian dari sekuriti Malaysia,” Ngabilin menirukan keluh WNI yang menjadi anggota AW.

Sementara itu, pengamat intelejen, Wawan Purwanto, menegaskan tidak ada perekrutan WNI ke AW. “Malaysia tidak akan mau menerima warga negara Indonesia menjadi pasukan bela negara. Sebab, mereka takut kebobolan intelejen kita,” tambah purwanto. (JP/E-1)

Anti Plastic Bag Campaign 2008

Data terakhir menyebutkan, jumlah sampah kantong plastik di seluruh dunia saat ini mencapai 500 juta hingga satu milyar kantong plastik.

“Artinya, warga dunia menghasilkan satu juta sampah kantong plastik setiap menit,” ungkap Cinta Azwirdatari, Ketua Panitian “Anti Plastic Bag Campaign 2008”
Aksi yang dipusatkan di Kampus ITB ini, merupakan salah satu wujud tindakan nyata kepedulian mahasiswa dalam upaya menjaga lingkungan.

Target dari kampanye ini adalah menciptakan suatu tren di kalangan anak muda untuk membawa tas sendiri saat berbelanja sebagai pengganti kantong plastik, sehingga bisa mereduksi sampah.

Sasaran kampanye ini memang anak muda, yaitu dalam rentang usia 15–25 tahun.
Ikon kampanye ini adalah Dewi Lestari, seorang figur publik yang seringkali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan, salah satunya dengan membuat tulisan mengenai plastik di blognya.

“Masalah lingkungan adalah masa-lah yang paling tidak mengenal ras, gender, dan latar belakang social,” katanya. “Bumi kita kan cuma satu.” Menurutnya, saat ini sudah banyak orang yang peduli terhadap lingkungan, tapi bingung mesti mulai dari mana. Mereka menunggu tangan besar. Padahal menurutnya, “Tangan–tangan kecil pun bisa mempunyai peran.”
Menurut Sobirin, dari DPKLTS (Dewan Pemerhati Lingkungan dan Tatar Sunda), lebih dari 90% warga kota Bandung tidak peduli pada sampahnya. Salah satu jenis sampah adalah kantong plastik bekas yang membutuhkan waktu sekitar 500 tahun untuk terdekomposisi secara sempurna.

“Sampah kantong plastik di kota Bandung saja seharinya bisa menutupi 50 lapangan bola,” tambah Sobirin, saat konferensi pres di Campus Center ITB, Senin (4/3) kemarin. (E-1)

PBB; Prajurit Anak, Tersebar di Penjuru Dunia


Serdadu cilik, lengkap dengan senjata laras panjang di pundaknya. Dari catatan PBB (17/2), di Congo, terjadi ekploitasi besar-besaran terhadap anak kecil. (UN/FilePhoto)

Masa kecil yang seharusnya penuh dengan rasa tentram dan aman. Tidak berlaku bagi anak-anak yang hidup di negara konflik. Sejak kecil, anak-anak ini sudah terbiasa dengan desing senapan.

58 kelompok separatis yang terdapat di 13 negara, terus merekrut anak-anak untuk dijadikan prajurit perang. “Kondisi ini sama sekali tidak bisa diterima,” menurut pejabat senior PBB di Amerika.

Hasil laporan Ban Ki-moo, 13 negara yang merekrut anak-anak untuk dijadikan prajurit perang yaitu: Afghanistan, Burundi, Afrika Tengah, Kongo, Myanmar, Nepal, Somalia, Sudan, Chad, Kolombia, Philipina, Sri Lanka dan Uganda.

Wakil menteri umum, Radhika Coomaraswamy, memaparkan jika Dewan Keamanan PBB minggu ini (17/2), akan menambahkan pelayanan perlindungan kepada anak di daerah konflik. Akibat peperangan, banyak anak yang terbunuh, diculik, diperkosa dan ditutup akses untuk hidup aman bersama lingkungan sekitarnya.

Dalam kesempatan lain, Menteri Pertahanan Perancis, Bernard Kouchner, mengatakan jika negaranya terus memantau kondisi anak-anak yang hidup di wilayah perbatasan.

“Saat ini harus tidak ada penyusutan kekuatan. Target melawan kekerasan terhadap anak menjadi tanggung jawab bersama,” tambah Kouchner. (AP/E-1)

Benar-benar Mantap.............

EdukasiPengalaman makan siang dengan latar belakang persawahan yang menghijau, serta ditemani ribuan ikan emas yang berenang kesana-kemari. Rasanya, sulit sekali kita temukan di Kota Jember

Hilmi Setiawan

Tiga jam berkutat dengan puluhan lembar daftar agenda HMJ setahun ke depan. Kepala ku serasa penuh sesak dengan jutaan huruf dan ribuan angka. Belum lagi, usaha saling sanggah dan lempar pendapat, membuat suasana siang hari itu semakin panas.

Tetapi dengan sedikit bersabar. Aku dapat imbalan yang cukup seimbang. Dengan capek, lelah dan kantuk yang aku alami.

Sesaat setelah sahabat Asfar menutup RAKER dengan bacaan hamdalah. Aku dan seluruh pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember 2007-2008, bergegas mencari tempat makan yang enak, murah dan beda dari yang lainnya.

“Woi…., di seberang jalan sana lho, ada warung bebas, “ suara Nukman, tiba-tiba terdengar dari barisan paling belakang.

Tanpa pikir panjang dan banyak pertimbangan, kita semua menuju titik yang ditunjuk Nukman tadi.

Setelah menyebrang jalan raya yang tidak terlalu lebar, hanya sekitar 4 meter. Aku terkejut, baru kali ini menemukan warung yang benar-benar unik. Kenapa? Karena dari depan, sama sekali tidak kelihatan warungnya. Yang ada hanya sebuah bengkel kendaraan bermotor yang cukup besar.

Wah, gila si Nukman, bengkel gini dibilang warung. Pikir ku.

Di bengkel itu, ke empat sisi didingnya hitam legam. Belepotan oli semuanya. Beberapa motir, sedang asyik memutar ke kanan-ke kiri sebatang engkol. Di sampingnya, pria yang punya sepeda motor asyik dengan sebatang rokok yang ada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Beberapa meter berjalan melalui jalan setapak di samping bengkel tadi. Aku dikejutkan dengan tatanan ikan bakar yang membujur rapi di sebuah piring berukuran 30-an sentimeter.

Ya, akhirnya aku temukan sebuah warung makan. Tidak terlalu luas, kira-kira kapasitasnya 30 orang

Di samping ikan tadi, ada semangkuk tumis Pakis, sambal, Ayam goreng, Telor goreng, sayur asam dan yang terakhir, penyet Terong.

Sementara itu, di rak bagian bawah, puluhan jenis kerupuk dengan berbagai ukuran, tertata tidak serapi ‘teman-temannya’ di atasnya.

Sebentar aku berdiri di tengah-tengah warung itu. Aku tahu maksud dari ‘Warung Bebas’ yang dikatakan Nukman tadi. Ternyata di warung ini, kita bebas mengambil apapun langsung dengan tangan kita sendiri. Orang-orang biasa menyebut model prasmanan.

Tetapi, perlu diketahui. Bebas di warung yang seluruh masakannya dimasak oleh santri sebuah ponpes ini, adalah bebas yang bertanggung jawab. Artinya, kita tidak boleh mengecewakan kepercayaan yang diberikan si pemilik warung.

Keunikan lain yang ada di warung ini, adalah kolam ikan yang mengelilingi warung. Kolam yang memanjang dari pinggir jalan hingga ke belakang ini, digunakan untuk budidaya Ikan air tawar. Misalnya, ikan Emas dan ikan Gurami.

Jika ingin melihat seberapa banyak ikan yang ada di kolam, cukup lemparkan sisa-sisa nasi yang ada di piring. Pluk, dengan seketika ratusan ikan berebut beberapa butir nasi yang telah kita lempar.

Seketika itu pula air tampak mengu-ning, akibat dari banyaknya ikan Mas yang berenang naik ke permukaan.

Puas rasanya, makan sekenyangnya dengan dihibur ribuan ikan Mas. Urat-urat syaraf yang dari pagi menegang. Kini kembali kendur. Benar-benar kenangan makan selera tinggi. Mudah-mudahan, aku bisa mengunjungi kalian lagi ikan-ikan yang manis.

LITBANG, Bidang Baru HMJ Tarbiyah 2007-2008

EdukasiMemanfaatkan waktu setelah Ujian Akhir Semester (UAS), pengurus HMJ Tarbiyah yang baru dilantik beberapa waktu kemarin, akhirnya melakukan Rapat Kerja (RAKER) di Taman Rekreasi Galaxi, Mumbulsari, Kamis (31/1).

Setelah menyusuri rimbunya kebun Karet milik PTPN, seluruh pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember periode 2007-2008 sampai di Galaxi sekitar pukul sembilan pagi.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Taufik, Ketua HMJ Tarbiyah menemukan tempat yang teduh, enak untuk diskusi menyusun agenda kerja HMJ ke depan.

Di bawah tenda berukuran 2x2 meter, dan bergambar sebuah merek minuman ringan ternama di bagian atasnya. Ketujuh belas pengurus HMJ Tarbiyah langsung membongkar isi tas masing-masing untuk segera memulai diskusi.

Bidang Keilmuan mendapat giliran pertama menyampaikan unek-unek yang sudah mereka susun semalaman. Bidang Keilmuan menawarkan agenda yang tidak jauh beda dengan kepengurusan tahun kemarin.

“Berikut ini agenda yang kami tawarkan; pertama, kajian dengan seluruh warga tarbiyah. Kedua, Debat Ilmiah yang diikuti seluruh warga tarbiyah. Ketiga, Seminar nasional,” ujar Yanti R.J, Koordonator Bidang Keilmuan.

Sementara itu, Bidang Pengembangan Jaringan mempunyai terobosan yang cukup menarik. Untuk memperluas jaringan dengan dunia luar kampus, mereka berencana membuka komunikasi dengan seluruh mahasiswa jurusan tarbiyah se-Jawa Timur. Selain itu, bidang ini juga akan menjalin hubungan dengan LSM pendidikan yang ada di Jember.

Satu agenda yang cukup menarik dari teman-teman di Bindang Pengembangan Jaringan ini. Mereka bakal melakukan kegiatan Jalan-jalan Sehat. “Kegiatan ini saya harap dapat memperkuat hubungan HMJ tarbiyah dengan pihak luar kampus,” ungkap Huda, salah satu anggota Bidang Pengembangan Jaringan.

Mendapat giliran ketiga, Bidang Jurnalistik memulai presentasi agenda kerjanya ke depan. Bidang yang bergerak diurusan tulis-menulis ini, telah berhasil membuat media On-line yang dapat diakses seluruh mahasiswa di mana saja mereka berada. “Kami, dari Bidang Jurnalistik telah mengaktifkan sebuah Blog, yang bernama tabiyahstain.wordpress.com, “ terang Hilmi, dari Bidang Jurnalistik.

“Selain itu, Bidang Jurnalistik juga bakal menerbitkan sebuah media cetak yang sampai saat ini masih belum kita beri nama”, tambahnya. Bagi mahasiswa Jurusan Tarbiyah semester II dan IV siapkan diri anda untuk aktif di Bidang Jurnalistik Tarbiyah. Pasalnya, awal Maret nanti, akan dilakukan perekrutan anggota.

Terakhir, Bidang LITBANG, inovasi baru dari HMJ Tarbiyah, menawarkan sebuah pelatihan penelitian bagi seluruh warga tarbiyah. “Kita, dari Bidang Jurnalistik mempunyai target meningkatkan partisipasi warga tarbiyah untuk mengikuti Riset Kolektif Mahasiswa (RKM),” cetus Farhanudin Sholeh, koordinator Bidang LITBANG.

Di akhir acara, Taufiqurrahman, Ketua HMJ Tarbiyah berpesan kepada seluruh pengurus, “Semoga diskusi kali ini bermanfaat, dan seluruh agenda yang telah kita susun bersama dapat terlaksana, amin.” (E-1)

Jelajah