EDUKASI Headline Animator

Friday, February 22, 2008

Benar-benar Mantap.............

EdukasiPengalaman makan siang dengan latar belakang persawahan yang menghijau, serta ditemani ribuan ikan emas yang berenang kesana-kemari. Rasanya, sulit sekali kita temukan di Kota Jember

Hilmi Setiawan

Tiga jam berkutat dengan puluhan lembar daftar agenda HMJ setahun ke depan. Kepala ku serasa penuh sesak dengan jutaan huruf dan ribuan angka. Belum lagi, usaha saling sanggah dan lempar pendapat, membuat suasana siang hari itu semakin panas.

Tetapi dengan sedikit bersabar. Aku dapat imbalan yang cukup seimbang. Dengan capek, lelah dan kantuk yang aku alami.

Sesaat setelah sahabat Asfar menutup RAKER dengan bacaan hamdalah. Aku dan seluruh pengurus HMJ Tarbiyah STAIN Jember 2007-2008, bergegas mencari tempat makan yang enak, murah dan beda dari yang lainnya.

“Woi…., di seberang jalan sana lho, ada warung bebas, “ suara Nukman, tiba-tiba terdengar dari barisan paling belakang.

Tanpa pikir panjang dan banyak pertimbangan, kita semua menuju titik yang ditunjuk Nukman tadi.

Setelah menyebrang jalan raya yang tidak terlalu lebar, hanya sekitar 4 meter. Aku terkejut, baru kali ini menemukan warung yang benar-benar unik. Kenapa? Karena dari depan, sama sekali tidak kelihatan warungnya. Yang ada hanya sebuah bengkel kendaraan bermotor yang cukup besar.

Wah, gila si Nukman, bengkel gini dibilang warung. Pikir ku.

Di bengkel itu, ke empat sisi didingnya hitam legam. Belepotan oli semuanya. Beberapa motir, sedang asyik memutar ke kanan-ke kiri sebatang engkol. Di sampingnya, pria yang punya sepeda motor asyik dengan sebatang rokok yang ada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Beberapa meter berjalan melalui jalan setapak di samping bengkel tadi. Aku dikejutkan dengan tatanan ikan bakar yang membujur rapi di sebuah piring berukuran 30-an sentimeter.

Ya, akhirnya aku temukan sebuah warung makan. Tidak terlalu luas, kira-kira kapasitasnya 30 orang

Di samping ikan tadi, ada semangkuk tumis Pakis, sambal, Ayam goreng, Telor goreng, sayur asam dan yang terakhir, penyet Terong.

Sementara itu, di rak bagian bawah, puluhan jenis kerupuk dengan berbagai ukuran, tertata tidak serapi ‘teman-temannya’ di atasnya.

Sebentar aku berdiri di tengah-tengah warung itu. Aku tahu maksud dari ‘Warung Bebas’ yang dikatakan Nukman tadi. Ternyata di warung ini, kita bebas mengambil apapun langsung dengan tangan kita sendiri. Orang-orang biasa menyebut model prasmanan.

Tetapi, perlu diketahui. Bebas di warung yang seluruh masakannya dimasak oleh santri sebuah ponpes ini, adalah bebas yang bertanggung jawab. Artinya, kita tidak boleh mengecewakan kepercayaan yang diberikan si pemilik warung.

Keunikan lain yang ada di warung ini, adalah kolam ikan yang mengelilingi warung. Kolam yang memanjang dari pinggir jalan hingga ke belakang ini, digunakan untuk budidaya Ikan air tawar. Misalnya, ikan Emas dan ikan Gurami.

Jika ingin melihat seberapa banyak ikan yang ada di kolam, cukup lemparkan sisa-sisa nasi yang ada di piring. Pluk, dengan seketika ratusan ikan berebut beberapa butir nasi yang telah kita lempar.

Seketika itu pula air tampak mengu-ning, akibat dari banyaknya ikan Mas yang berenang naik ke permukaan.

Puas rasanya, makan sekenyangnya dengan dihibur ribuan ikan Mas. Urat-urat syaraf yang dari pagi menegang. Kini kembali kendur. Benar-benar kenangan makan selera tinggi. Mudah-mudahan, aku bisa mengunjungi kalian lagi ikan-ikan yang manis.

No comments:

Jelajah